Jumat, 23 Mei 2014

[Give Away 10 Hari] Metode Pendidikan Seks Anak Yang Islami : Sebuah Opini

Posted by Menukil Aksara | 12:21:00 AM Categories:
foto google.com


           Tiap anak yang terlahir ke dunia diciptakan bersifat fitrah hingga dunia datang mewarnainya. Dunia pertama yang dikenal anak tentulah orang tuanya. Berita tentang kehadiran seorang anak biasanya disambut suka cita. Namun suka cita harus diimbangi dengan persiapan matang menyangkut pola pengasuhan dan pendidikan anak tersebut kelak. Hal ini juga akan dipertanggungjawabkan oleh kedua orang tua di hadapan Allah kelak.
                Pokok pendidikan anak adalah bimbingan dan nasehat, pembiasaan, keteladanan, mengambil hikmah dari kisah/ peristiwa, dan pemberian hukuman. Sejak kanak-kanak, sang buah hati sudah bisa diperkenalkan ke permasalahan yang mengacu pada proses penciptaan manusia lewat peristiwa kehamilan sang ibu. Berikanlah jawaban yang tepat, sederhana, tidak berputar-putar, dan tidak disisipi kebohongan. Hubungkan jawaban dengan sifat Allah Yang Maha Menciptakan makhluk, tentang kekuasaan-Nya menghidupkan dan mematikan, kisah penciptaan nabi Adam, penciptaan keturunan nabi Adam lewat proses kelahiran, kemahaperkasaan Allah yang menciptakan rahim, dan perkembangan janin dalam rahim. Penjelasan ini akan memuaskan keingintahuannya sekaligus mempersiapkan pendidikan seks lebih lanjut sesuai usia dan kematangan berfikirnya nanti.
Pondasi pendidikan seks bagi anak menurut Islam:
  • Ajarkanlah untuk minta ijin ketika hendak masuk ke kamar orang tua; sesuai Qs. An-Nuur [24]: 59 “Dan apabila anak-anakmu telah sampai hulm (ihtilam), Maka hendaklah mereka meminta izin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya. dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Islam menetapkan kewajiban meminta ijin kepada orang tua ketika hendak masuk ke kamar pada tiga waktu, yaitu sebelum shalat fajar, siang hari ketika waktu tidur siang serta setelah shalat isya’. Ketiga waktu tersebut merupakan waktu istirahat bagi orang tua ketika mereka memakai pakaian ringan dan mungkin sedang berada dalam kondisi yang tidak boleh dilihat.
Hikmah dari pengajaran ini diantaranya mencegah buah hati melihat sesuatu yang sebenarnya belum waktunya untuk mereka pahami.
  • ajarkanlah untuk menundukkan pandangannya dan menjaga auratnya. Anak akan merekam segala hal yang berkesan dalam ingatan mereka. Jika anak terlampau sering terpapar pandangannya pada yang berbau pornoaksi dan pornografi, maka akan merusak jiwa dan otaknya.  “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat’.” (Qs. An-Nuur [24]:30). Selain mengajarkan pada anak untuk menundukkan pandangannya, orang tua juga harus mengajarkan pada mereka untuk menutup aurat sempurna sejak dini. Hal ini mengajarkan rasa malu dan menghargai dirinya sendiri.
  • pisahkanlah tempat tidur masing-masing anak. “Jika anak-anak kalian telah berusia tujuh tahun, maka pisahkanlah tempat tidur mereka, dan jika mereka telah berusia sepuluh tahun, maka pukullah mereka jika belum mau mengerjakan shalat.” (Diriwayatkan oleh Hakim dalam kitab Mustadrak 1/201 dan dikatakannya sebagai hadits shahih berdasarkan syarat Muslim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi). Hikmahnya syahwat mereka telah mulai berkembang pada usia 10 tahun dan bila tidak diatur bisa jadi mereka akan melampiaskan nafsu seksualnya pada jalan yang diharamkan oleh agama.
  • ajarkanlah kepada anak untuk tidur dengan berbaring ke sisi kanan dan tidak telungkup. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata, “Biasanya Nabi shallallahu’alaihi wa sallam shalat malam sebelas rakaat, bila fajar telah terbit maka beliau shalat dua rakaat yang ringan kemudian berbaring di atas bagian kananya (miring ke kanan) hingga datang muadzin lalu adzan.” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, 11/92; Muslim, 736). Para dokter juga menyatakan bahwa tidur telungkup dapat menyebabkan timbulnya syahwat dan berbagai penyakit yang berbahaya bagi tubuh.
  • Ajarkan tentang batasan pergaulan antar lawan jenis, jauhkanlah dari campur baur dan berduaan dengan lawan jenisnya. “Tidak ada seorang pun yang berdua-duaan dengan wanita kecuali yang ketiganya adalah setan.” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, no. 2165, beliau berkata, “Hadits hasan gharib”)
  • ajarkanlah tentang kewajiban mandi wajib dan sunnah-sunnahnya. Hal ini terkait anak yang telah baligh dan hukum syari’at yang telah membebaninya.
  • ajarkanlah makna surat An-Nuur. Karena kandungan di dalamnya banyak terkait dengan pendidikan seks dan akhlak.
  • Ajarkanlah tentang pengertian zina, perintah untuk menjauhi, bahayanya, dan murka Allah atasnya, agar anak paham dan takut untuk mendekatinya. Sesuai landasan pendidikan dalam Islam yang mengenal perintah dan larangan, takut akan dosa dan mengharap pahala.
  • Ijinkanlah anak menikah jika dia telah meminta dan mempunyai kesanggupan. “Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian mempunyai kemampuan untuk menikah, maka menikahlah karena hal itu lebih menundukkan pandangan dan memelihara kehormatan. Namun barangsiapa yang tidak mampu maka ia harus berpuasa karena puasa itu adalah penekan nafsu syahwat.” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Kitabun Nikah: 4677, Imam Muslim dalam Kitabun Nikah: 2485, dan selainnya). Menikah adalah penyaluran syahwat yang benar secara agama maupun di mata masyarakat dan jelas lebih sehat karena sesuai fitrah.
        Demikian pemaparan singkat merujuk pada syari’at Islam, yang saya yakini mampu menjawab dilema pendidikan seks anak. Semoga dapat menginspirasi kita semua.


Referensi : muslimah.or.id
*Blogpost ini diikutsertakan dalam Give Away 10 hari "Sex Education pada Anak"



0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube