Kamis, 12 Juni 2014

[cermin] Bukan Cinta Biasa

Posted by Menukil Aksara | 10:29:00 PM Categories:
google.com


 Dua cangkir teh panas manis yang perlahan menghangat menemani sore kami. Kami duduk di kursi rotan seraya menonton takzim suguhan pentas tetes-tetes air yang menari. Air dari langit menepuk-nepuk lalu membelai mesra sang bumi kekasih. Kulirik lelaki muda bermata sipit, berkulit pucat, berwajah lebar bulat yang tengah memasang mimik muka serius di sebelahku.

            “Benarkah ada yang namanya cinta karena Allah?” tanyaku padanya. Ia menoleh, menatapku lekat selama beberapa jurus dengan kedua matanya yang sedang melebar itu.

            “Ada. Cinta suami istri, misalnya. Cinta yang tak sekadar dilambari nafsu tapi diperkokoh oleh pondasi tanggung jawab dan keikhlasan.” Matanya mengerjap. Sekejap kemudian keduanya makin menyipit diiringi senyum yang memperlihatkan lesung pipi.

            “Apakah sewaktu kita pertama jumpa dulu, kau sudah jatuh cinta?” tanyaku lagi.

            “Iya,” jawabnya dengan intonasi sempurna.

            “Apa yang membuatmu jatuh cinta?”

            “Hummm… I just knew it. I was just in love. Sebelum bertemu, aku jatuh cinta pada caramu bertutur, caramu memperlakukan orang yang baru kau kenal, keterbukaanmu. Namun ketika kita bertemu, aku hanya bisa mengiyakan kata hatiku, bahwa aku menginginkanmu menjadi ibu dari anak-anakku.”

            “Aku mencintaimu, suamiku. I’m just in love with you, I know it,” kataku sambil menatapnya manja.          

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube