Selasa, 10 Juni 2014

[Review Buku] Sari Pati Keteladanan dari Para Abdullah

Posted by Menukil Aksara | 11:48:00 PM Categories:


Judul Buku      : Para Abdullah di Sekitar Rasulullah
Penulis            : Haeriah Syamsuddin
Penyunting      : Muslik
Penerbit           : Khazanah Intelektual

Minimnya sosok panutan bagi generasi muda Muslim di masa sekarang yang mampu mengubah pola pikir kaum muda yang semakin jauh dari Islam dan rawan akan kontaminasi pola pikir sekularisme dan hedonisme, patut menjadi perhatian. Kaum muda Muslim kini seakan kehilangan jati diri dan lari pada tokoh-tokoh Barat non Muslim maupun motivator-motivator dadakan yang tak semuanya terpercaya kepribadian dan pemikirannya sebagai acuan motivator dan arah hidup. Fenomena ini saya kira yang melandasi penulis untuk menerbitkan sebuah buku yang sarat nilai-nilai positif islam dari contoh hidup di masa kejayaan Islam di bawah naungan cahaya kenabian Rasulullah Muhammah SAW.
Penulis, ibu Haeriah Syamsuddin yang menyelesaikan pendidikan di Universitas Muslim Indonesia dan aktif sebagai praktisi pendidikan memilih para sahabat dengan nama Abdullah sebagai tokoh dalam bukunya untuk dikupas riwayat hidupnya. Mengapa Abdullah? Selain karena keutamaan nama Abdullah sendiri yang bermakna hamba Allah, juga karena jumlah sahabat bernama Abdullah yang cukup banyak, yaitu 300 orang, yang mana mereka masing-masing memiliki keutamaan masing-masing berkat prestasi dan jasa-jasa mereka bagi Islam semasa hidup mereka. Penulis berharap dengan hadirnya buku ini, kita semakin mencintai para pendahulu sekaligus Islam sebagai agama yang mereka pegang teguh hingga akhir hayat.
Sebanyak 20 sahabat bernama Abdullah dikisahkan dalam buku ini. Diawali dengan sosok Abdullah bin Umar dan diakhiri dengan sosok Abdullah bin Abu Quhafah. Tiap kisah dilengkapi dengan nasab, keutamaan, kisah paling berkesan, jasa-jasa, serta akhir hidup masing-masing Abdullah. Kisah hidup mereka yang khas dan ditonjolkan dalam buku ini menjadi daya tarik utama bagi pembaca. Selain itu, pemberian judul tiap bab dengan nama masing-masing beserta sub judul berupa julukan terkenal masing-masing menjadikan pembaca mudah mennghafal tokoh. Di tiap kisah, penulis tak menggunakan bahasa yang bertele-tele, pemaparan yang terlalu melebar dan penjelasan ibrah secara khusus. Bahasa ringan yang digunakan juga memudahkan pembaca mengambil ibrah dari tiap kisah selain itu juga memberi kenyamanan karena pembaca tidak perlu mengernyitkan dahi kala membaca akibat diksi yang rumit. Meskipun bahasanya ringan, singkat, dan padat, tak serta merta mengurangi bobot tulisan sendiri. 
Dari sekian tokoh sahabat yang dikisahkan, saya hendak menyitir dua kisah yang saya anggap layak diutamakan tanpa bermaksud meminggirkan kisah lainnya. 
Pertama adalah kisah dari Abdullah bin Abu Quhafah—manusia terbaik setelah Nabi. Sahabat ini lebih dikenal dengan nama Abu Bakar Ash-Shiddiq ra. Nasabnya bertemu dengan nasab Rasulullah di kakek keenam (hal. 112). Abdullah bin Abu Quhafah adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan lelaki dewasa. Melalui seruan dakwahnya banyak pembesar kaumnya yang kemudian memeluk Islam dan menjadi para sahabat utama Rasulullah. Abdullah bin Abu Quhafah juga tak pernah ragu menginfakkan hartanya di jalan Allah, salah satunya dengan membebaskan para budak Muslim yang disiksa majikan mereka (hal. 114). Abu Bakar memiliki keutamaan yang sangat banyak, di antaranya; menjadi manusia termulia setelah Rasulullah di kalangan umat Muhammad, menjadi orang yang paling dermawan, menjadi sahabat yang menemani Rasulullah hijrah ke Madinah, menjadi orang yang paling dicintai Rasulullah sesudah putrinya Aisyah ra., sanggup melakukan banyak kebaikan dalam sehari, menjadi khalifah pertama sepeninggal Nabiyullah, senantiasa bersikap zuhud dan wara (hal. 115-119).

 Abdullah kedua adalah Abdullah bin Umar yang tak lain adalah anak dari sahabat Umar bin Khattab ra—sahabat yang senantiasa berusaha menyerupai Nabi. Keutamaan beliau diabadikan dalam sebuah hadits di mana di dalam hadits tersebut Rasulullah juga mendorongnya untuk tak pernah alpa menunaikan salat malam (hal. 1). Keutamaan beliau nampak dari upayanya yang sungguh-sungguh untuk selalu mengikuti jejak langkah Rasulullah, baik dari segi ibadah, tingkah laku, dan kepribadian. Keberaniannya juga ditunjukkan dalam keikutsertaannya dalam medan jihad sejak usia belia. Abdullah bin Umar juga seorang yang sangat dermawan sehingga selalu ditunggu-tunggu kaum dhuafa. Kecerdasan dan kedalaman ilmu agamanya ditunjukkan dari jumlah hadits yang beliau riwayatkan, sebanyak 2630 hadits—terbanyak kedua setelah Abu Hurairah ra. Berkat kecerdasan dan kedalaman ilmunya pulalah beliau menjadi salah satu dari empat Abdullah yang terkenal sebagai pemberi fatwa (hal. 3). Abdullah bin Umar wafat akibat diracuni oleh musuh Islam—Al-Hajjaj—seorang gubernur yang lalim dan fasik (hal. 7).
Ditilik dari segi kerapian, saya menemukan sedikit sekali kesalahan cetak dan ejaan di dalamnya. Disebabkan oleh gaya penuturannya yang ringan, ringkas namun berbobot, saya sangat merekomendasikan buku ini untuk dibacakan pada anak-anak, dan dibaca juga oleh kaum remaja maupun dewasa. Ibrah di dalamnya akan memotivasi kita untuk berbuat lebih banyak bagi Islam. Terakhir, saya hendak memberikan nilai 4,5/5 bintang bagi buku ini.



 

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube