Minggu, 13 Juli 2014


Judul Buku                : Catatan Hati Pengantin – Kisah dan Berbagai tips praktis
                                    Yang memandu agar selamanya pengantin baru
Penulis                      : Asma Nadia, Isa Alamsyah, dkk
Coach Editor             : Isa Alamsyah
Layout                       : Isa Alamsyah
Desain Sampul         : Tuarzuan AFC
Ilustasi Isi                  : Wasi Kendedes
Ilustasi Foto              : Debora Purwaningrum
Penerbit                    : AsmaNadia Publishing House, Maret 2014

    Apakah saya telah siap menjadi pengantin? Siapkah melalui hari-hari pernikahan? Saya ingin menikah, calon sudah ada, namun penghasilan belum memadai. Calon mengajak menikah tapi kuliah belum selesai. Saya mencintainya tapi tidak cocok dengan keluarganya. Apakah saya harus tetap menikahinya? Ini hanya sejumput pertanyaan dari seabreg pertanyaan yang biasa terlontar. Pun ketika telah menikah, akan terbit pertanyaan-pertanyaan lanjutan yang tiada habisnya. Sebenarnya ada apa dengan pernikahan? Negeri pengantin yang banyak diimpikan, nyatanya tak berarti tanpa ujian.
    Telah berderet di rak toko, buku-buku berbingkai pernikahan. Sebagian besarnya mengupas persiapan pernikahan hingga panduan menjalani hari-hari paska pernikahan dalam bahasa non fiksi yang penuh pemaparan dan argumentasi. Di buku ini, kita disuguhi sajian pernikahan dalam hidangan berbeda. Apakah keunikan dari buku ini? Ada baiknya kita luangkan hati dan pikiran untuk menyimak kisah-kisah di dalamnya.


Sinopsis
    Tak ada sekolah yang bisa menyiapkan seseorang memasuki gerbang pernikahan. Meski inginnya hari-hari setelah menikah penuh pelangi, kenyataannya berbagai persoalan mengintip, siap mengobrak-abrik istana kebahagiaan.
Tak ada masalah tanpa solusi. Tak ada tantangan tanpa harapan. Catatan Hati Pengantin hadir untuk mempersiapkan pasangan yang baru akan atau sudah menikah dalam menghadapi badai pernikahan yang mungkin mengepung dari segala arah. Ujian kesehatan, mertua, saudara, dan orang ketiga sebagai penyebab. Atau kelelahan akibat pekerjaan, anak-anak, maupun ego pasangan. Bahkan persoalan yang terkesan remeh seperti salah memilih rumah bisa menguras emosi dan memancing keributan.
    Saatnya belajar dari pengalaman pasangan lain, hingga tantangan serupa tak perlu kita alami, atau jika pun terpaksa berhadapan, kita sudah memiiki jurus menaklukkannya.


Isi Buku
    Disusun dengan praktis dan lengkap, hingga tiap babnya akan membekali. Masih ditambah halaman-halaman kuisioner yang memudahkan mengenali karakter dan visi pasangan. Buku ini berisi sederet kisah kehidupan pernikahan yang dituturkan oleh 21 penulis dan dibagi ke dalam 10 bab. Masing-masing bab mengemban satu tema yang sama. Bab pertama mengusung tema kesehatan, bab kedua bertema perekonomian, bab ketiga tentang kerinduan, bab keempat temanya pekerjaan rumah tangga, bab kelima mengenai tempat tinggal, bab keenam mengisahkan tema orang ketiga, bab ketujuh mengulik tentang perbedaan, perselisihan, dan komunikasi, bab kedelapan bertajuk impian, bab kesembilan menelisik tentang mertua dan kerabat, dan bab terakhir menuntaskan pembahasan tentang kehilangan.
    Selain itu, tiap babnya diimbuhi kuisioner yang wajib diisi pembaca, baik secara pribadi, maupun bersama pasangan atau calon pasangan. Catatan khusus yang ditulis oleh Asma Nadia di tiap babnya akan memperjelas dan mempertegas pembahasan. Buku juga dipermanis dengan hadirnya puisi-puisi apik yang dipersembahkan oleh tim penulis yang sekaligus anggota Komunitas Menulis Bersama asuhan Isa Alamsyah. Sebagai pemanis lain adalah kehadiran ilustrasi kisah bergambar di beberapa halamannya.
    Berbagai kisah menarik dijumpai di dalam buku ini, beberapa diantaranya sangat menarik, membuat kita melengkungkan senyum, atau bahkan menangis. Beberapa kisah tersebut adalah:
•    Kisah seorang istri yang didera bayang-bayang penyakit serius sekelas lupus lengkap dengan perjuangannya melalui hari-hari pernikahan sekaligus menunaikan kewajiban sebagai istri dan ibu dapat ditilik dalam judul Bersahabat dengan Lupus oleh Nenden Siti Murniati (hal. 31-36).
•    Kisah Jatuh Bangun Ekonomi Keluargaku menyeret kita dalam alur cerita perjuangan dalam menghadapi naik turunnya kondisi finansial rumah tangga. Percekcokan yang kerap terpicu dihadapi dengan kesabaran dan komitmen (hal. 63-68).
•    Permasalahan yang sepintas terlihat sepele seperti menemukan tempat tinggal yang pas, juga menjadi topik yang layak diperbincangkan seperti dinukil dalam kisah Nostalgia Pengantin Baru Kontrakan Demi Kontrakan. Kita akan diajak belajar menentukan kriteria rumah idaman yang layak huni sebelum menjatuhkan pilihan (hal.127-130).
•    “Perang” dan persaingan antara mertua dan menantu dapat terlukis jelas dalam penggalan kisah Lukisan Pelangi. Posisi sang suami sebagai anak bungsu yang sangat dekat dengan ibunya menjadi bibit perselisihan dalam jangka waktu lama. Hadirnya kerabat tiada jeda dalam rumah juga turut menyumbang percekcokan (hal. 241-258).
•    Kisah Ketika Aku Adalah Ratu mengingatkan para istri agar selalu siap akan datangnya ujian kehilangan pasangan melalui jalan kematian. Di sini dikisahkan betapa nestapanya seorang istri yang tak memiliki pegangan karena terbiasa dimanjakan oleh sang suami semasa hidup (hal.289-301).


Sebagai penutup, Asma Nadia secara khusus menyelipkan tips untuk menyiapkan sebuah pernikahan, mulai dari keutamaan ta’aruf yang benar dan tepat, pengenalan diri sendiri dan pasangan secara mendetil dan anjuran kesabaran ketika telah memasuki gerbang pernikahan.


Kelebihan dan Kekurangan Buku
    Buku yang berwajah sampul foto Asma Nadia dan suami ini cukup berbeda dari buku-buku terbitan AsmaNadia Publishing House sebelumnya. Selain karena tim penulisnya yang berlatar belakang beraneka rupa, juga karena gaya penulisannya yang lebih mirip kisah fiksi dan esai pribadi. Karakter tiap penulis memengaruhi gaya penceritaan masing-masing kisah sehingga menjadi kekayaan tersendiri bagi buku ini. Layout buku juga keren, kreatif dan menarik. Terselipnya pembatas buku menjadi faktor ringan yang tidak bisa dianggap sepele dalam menambah kelebihan buku ini. Ketika membaca lembar demi lembar buku, niscaya kita akan menelurkan aneka ekspresi dan reaksi. Bisa jadi kita tersentil, tersindir, atau tergugah saat membacanya karena kisah-kisahnya sangat dekat dengan kehidupan kita dan dikisahkan sebagian besar oleh sang tokoh sendiri.
    Satu-satunya kekurangan yang saya jumpai adalah kesalahan cetak dan ejaan dalam beberapa halamannya. Barangkali karena disusun beramai-ramai, peluang kesalahan oleh masing-masing penulis lebih besar dibandingkan jika ditulis oleh penulis tunggal. Editing masih perlu dilakukan demi kerapian tulisan.
Saya memberikan nilai 4,5/5 bintang untuk hadirnya buku ini sebagai alternatif panduan dalam pernikahan.




2 komentar:

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube