Jumat, 27 Oktober 2017

[RESENSI] Project D: (Bukan) Detektif Cinta

Posted by Menukil Aksara | 7:17:00 AM Categories:
Judul buku                         : Project D
Penulis                                : Elsuya
Editor                                 : Risma Megawati
Desainer sampul & grafis: Jeanne
Penerbit                             : Penerbit Clover (M&C)
Cetakan                             : pertama, 2017
Tebal buku                        : 224 hlm

BLURB:
    Project D adalah sebuah grup detective SMA, yang misinya membantu cewek-cewek agar tak tertipu oleh cowok iseng!

    Kia berinisiatif membuat Project D setelah kisah LDR-nya kandas akibat sebuah pengkhianatan. Namun jika untuk menyelesaikan misi, Kia harus berhadapan dengan Devan—cowok antisosial yang hobinya menghabiskan waktu di depan komputer—masih bisakah Kia menyelesaikan misi Project D?

SINOPSIS:
    “Di dunia ini memang tidak ada yang selalu baik-baik saja selamanya. Barangkali, termasuk hubungan Kia dan Alan.” (hal. 14)
    “Melihat Inez dan teman-temannya, mendatangkan ide di kepala Devan. Ide brilian untuk membalas Arga.” (hal. 17)
    “Ia sangat membutuhkan bantuan Devan, karena Devan adalah harapan terakhir bagi Kia untuk menyelamatkan cinta pertama dan hatinya.” (hal. 37)
    “Lo punya teman, punya keluarga, kenapa lo sampai segininya cuma buat cowok lo? Kalaupun cowok lo pergi, dunia lo juga nggak bakal kiamat, kok!” (hal. 68)

    Azkiya Naura Rahman atau yang kerap disapa Kia sedang kelimpungan. Alan, pacarnya, mendadak memberitahukan mengenai kepindahannya ke Malang. Kia was-was, akankah cinta pertamanya itu bertahan dalam hubungan jarak jauh Jakarta-Malang? Dan, seolah menjawab kekhawatirannya, Alan mulai sulit dihubungi belakangan ini. Kia harus mencari cara untuk memastikan semua baik-baik saja dengan Alan dan hubungan mereka, tapi jarak memisahkan.

    Berawal dari keisengan Arga, satu-satunya sahabat SMA-nya, Devan memutuskan membalas dengan hal konyol lain. Menitipkan sepucuk surat pada Kia, ternyata keputusan yang salah, kia bahkan tak membaca surat tersebut. justru, sekarang Devan yang kesusahan ketika tiba-tiba Kia meminta bantuannya untuk memata-matai sang pacar di Malang.

    Kia sadar dia melakukan hal konyol dan berisiko. Meminta bantuan Devan, si Mister Freak yang antisosial, berpenampilan jadul, dan selalu sibuk dengan laptop dan headphone. Jika bukan karena saran Inez yang menyatakan bahwa kemampuan IT Devan di atas rata-rata, Kia tak sudi memohon-mohon pada Devan.

    Setelah tersentil oleh ucapan Arga, Devan memutuskan membantu Kia. Tapi tak disangka, hal itu akan berbuntut panjang. Merasa tak puas dengan hasil pengintaian Devan, Kia meminta bantuan lain yang lebih sulit dan berisiko. Ketika Devan menolak, Kia malah nekat pergi ke Malang sendirian. Hanya karena iba, Devan ‘tepaksa’ menemani Kia tanpa diminta. Perjalanan tersebut membuahkan hasil, meski pahit. Kia harus menerima kenyataan bahwa cinta pertamanya harus kandas oleh sebuah pengkhianatan. Patah hati, Kia justru tak langsung ingin pulang. Devan pun terpaksa menemani gadis itu di Jatim Park lantas bermalam di sekitar Bromo.

    Selama perjalanan di Malang dan Bromo itulah, Kia menemukan fakta lain tentang Devan dan Arga, yang selama ini tak diketahui teman-teman sekolah maupun guru-guru mereka. Tentang rumor kasus pemukulan, hobi mengoleksi video porno, bahkan aktivitas apa yang sebenarnya sedang Devan lakukan akhir-akhir ini sehingga tampak sibuk dengan laptop. Devan ternyata tak seburuk yang dia duga. Hal ini ditambah pengalaman patah hatinya, menerbitkan ide untuk membentuk grup detective di kepala Kia. Nahasnya, Devan adalah orang pertama yang ingin Kia rekrut. Setelah usaha yang tak mudah, Kia berhasil membujuk Devan.

    Sayangnya, misi mulia Project D atau grup detective bentukan Kia tak berjalan mulus. Ketika nyaris tak menemukan kasus untuk diselidiki, Kia mendapat saran untuk menyelidiki April—mantan Devan—dari Arga. Namun, rencana itu sempat teralihkan oleh jadwal tur liburan sekolah ke Bali. Di Bali, Kia bersama Karen dan Inez sahabatnya akan menjalankan misi mak comblang. Tak disangka, alih-alih berhasil mencomblangi Inez dengan Rio sang ketua OSIS, Kia justru mengalami insiden yang berujung saling curiga dengan Karen.

    Perang dingin Kia dan Karen berlanjut hingga usai liburan. Belum juga ketahuan dalang pemicu konflik ini, Kia menyaksikan fakta tak menyenangkan atas April dan sang pacar, Reymond. Bahkan, tak lama kemudian, Reymond dikabarkan terjatuh dari tangga dan terluka. Kali ini, Kia, Devan, dan kawan-kawan mau tak mau bersatu mengungkap satu per satu misteri dan menemukan siapa yang harus bertanggung jawab atas terjatuhnya Reymond, sekaligus menyelesaikan masalah antara Kia dan Karen, juga dilema hati yang dialami Kia dan Devan terkait perasaan masing-masing.

REVIEW:
    “Sekarang, Kia punya dua kasus yang menunggu untuk diselesaikan. Kia tersenyum puas karena sepertinya menjadi detective mulai membuatnya sibuk! Kesibukan yang menyenangkan.” (hal. 117)
    “Semua orang berubah, kan? Sama seperti perasaan kamu.” (hal. 205)
    “Itulah yang membuat gue iri sama persahabatan cowok... Bahkan setelah sederet kejadian mengerikan, mereka bisa tiba-tiba bersahabat tanpa ada kata-kata manis penuh penyesalan, maaf, dan lain sebagainya layaknya cewek.” (hal. 206)
    “Kali ini, tanpa perlu bantuan Devan, tanpa perlu membuat grup detective, tanpa perlu membawa embel-embel Project D, Kia sudah mampu membuat keputusan.” (hal. 208)

    Menggunakan sudut pandang orang ketiga, dengan alur maju, novel remaja yang didominasi setting Jakarta ini menawarkan format cerita yang cukup berbeda dari novel-novel remaja lain. Masih dengan ciri khas novel remaja yang ceria, gaya bercerita yang santai dan mengalir, kali ini saya diajak mengikuti kisah Kia dan Devan dengan pernak-pernik dunia remaja mereka, termasuk kenakalan remaja, dengan sentuhan gaya detektif. Kasus yang diangkat memang bukan kasus berat semacam pembunuhan, karena ini bukan novel misteri-thriller, tapi lebih kepada kasus yang melbatkan hubungan antar remaja di sebuah SMA, termasuk kisah cinta mereka. Alurnya cepat, plotnya cukup rapi, termasuk teka-teki dan petunjuk yang disebar sepanjang cerita. Saya merasa tergelitik untuk ikut berspekulasi atau sekadar menebak-nebak ‘siapa dan kenapa’.

    Karakter para tokoh utama, terutama Kia dan Devan menarik, karena mereka bertolak belakang dan kerap menampilkan perselisihan dalam menetapkan sesuatu. Gaya interaksi ‘musuh tapi teman’ yang perlahan berubah menjadi ‘benci tapi cinta’ memang seringkali muncul dalam novel-novel temaja, diwarnai kekonyolan yang mengundang tawa atau senyum. Saya suka karakter Devan yang diagambarkan culun, antisosial, nggak goyah dengan konsep imej dan popularitas ala anak zaman sekarang, dan berkemampuan di atas rata-rata di bidang IT tapi tidak ngin menonjolkan diri di hadapan orang banyak tentang hal ini. Perkembangan karakter para tokoh utama juga terasa, sekaligus membawa pesan positif tentang pendewasaan diri.

    Salut juga dengan pesan moral lewat beberapa konflik antar tokoh, tentang kenakalan remaja,  menjadi sindiran halus tentang pergaulan remaja yang kerap melampaui batas. Menurut saya semuanya kekinian, mewakili kondisi sekarang. Penulis juga menyisipkan beberapa wawasan umum lewat adegan di Malang dan Bali, sekaligus menjadi deskripsi setting yang cukup cerdas.

    Jika ada hal yang agak mengganggu, bagi saya itu semata masalah deskripsi karakter yang agak terlalu diulang-ulang. Meskipun mungkin dimaksudkan sebagai penekanan, tapi menurut saya itu kurang perlu. Misalkan kalimat Devan yang freak dan geek, yang muncul cukup sering hingga saya merasa sedikit bosan. Selain itu, saya merasa puas dengan keseluruhan cerita, termasuk ending. Ketika saya mengira penulis telah menyudahi kisah Kia dan Devan, saya disuguhi kejutan lain. Kover buku juga cerah dan desainnya simpel, menurut saya sesuai dengan tema dan genre. Recommended untuk dibaca para remaja dan penyuka teenlit Indonesia.

“Kasus ini terjadi, (bukan) karena cinta.”

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube