Kamis, 15 Maret 2018

Sweetly Broken: Pahitnya Patah Hati Hingga Manisnya Jatuh Cinta Kembali

Posted by Menukil Aksara | 8:36:00 AM Categories:
Judul buku               : Sweetly Broken   
Penulis                     : Dadan Erlangga
Editor                      : Irna Permanasari
Penerbit                   : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan                   : pertama, 2018
Tebal buku               : 256 hlm; 20 cm
ISBN                        : 978-602-03-8196-1

BLURB:
    Pengalaman patah hati hingga berdarah-darah, membuat Lara Doris Hartono menutup hati dan menetapkan aturan konyol saat bertemu pria tampan, bersikap dingin dan tak peduli serta jangan pernah menunjukkan kekaguman dan ketertarikan sedikit pun.

    Namun, saat pertama kali bertemu Dias Adji Nugroho, Lara nyaris melanggar aturan tersebut. Padahal, ia pernah bersumpah akan menghajar pria itu karena tayangan di akun Instagram Dias yang menjelek-jelekkan wedding organizer milik Lara. Sekuat apa pun mengelak, Lara mendapati dirinya luluh dalam dekapan kokoh pria itu.

    Ketika Lara sedang menikmati kebahagiaan bersama Dias, seseorang dari masa lalunya muncul. Aryoza Megantara, mantan terindah semasa SMA yang tak pernah benar-benar meninggalkan sudut hatinya.

    Untuk kali ini saja, Lara tergoda untuk meraih kembali apa yang pernah hilang dari masa lalunya bersama Yoza. Namun, apakah itu sepadan jika harga yang akan ia bayar adalah kehilangan Dias untuk selamanya...?

SINOPSIS:
    “Nggak ada cara yang lebih baik dari merelakan sesuatu yang bukan lagi milikmu. Dan nggak ada cara yang lebih buruk dari meratapi sesuatu yang nggak lagi kamu miliki.” (hlm. 157)

    Belum terlampau lama Lara ditinggal menikah pasangan kencannya. Dia tak ambil pusing meskipun jelas tak menyenangkan. Ini bukan kali pertama Lara berkencan. Biasanya dia yang mencampakkan pria, jika seorang pria tak memberi tanggapan sesuai harapannya. Semenjak pengalaman patah hati yang sangat dalam semasa remaja, Lara memang cenderung bersikap dingin dan menjunjung tinggi harga diri di hadapan pria.

    Hingga suatu hari, Lara mendapati seseorang mengunggah tayangan di akun Instagram yang menjelek-jelekkan wedding planner (yang kerap disalahpahami sebagai wedding organizer) miliknya, Cherish Wedding. Padahal orang tersebut bukanlah klien, melainkan hanya tamu undangan dari sang klien alias pasangan pengantin. Lara tetap berusaha bersikap tenang dan tak mau meladeni, meskipun sesungguhnya dia berang dan bersumpah menghajar orang yang belakangan diketahui seorang pria bernama Dias. Tak hanya ganteng dan sekilas mirip Liam Hemsworth, Dias juga seorang selebgram, vlogger, dan anak pemilik wedding organizer ternama di Bandung, tapi tak diketahui jelas apa profesi yang sesungguhnya. Suatu malam di pesta seorang relasi sekaligus kawan bernama Zaky, Lara yang saat itu datang bersama Nana sahabatnya berkesempatan berkenalan dengan Dias tanpa disangka-sangka. Bahkan pria gagah itu menolong ketika sebuah insiden menimpa Lara. Dari situlah mereka mulai dekat sampai Lara tahu alasan di balik pernyataan ekstrim Dias mengenai Cherish Wedding. Lara pun sulit mengelak dari pesona Dias yang ternyata sempat memiliki impian menjadi sutradara film besar sekelas Richard Linklater idolanya, dan kini merintis usaha jasa videografi komersial.

    Ketika Lara sedang berbahagia bersama Dias, lewat sebuah reuni SMA Lara bertemu Monik, yang mengaku teman sekolahnya dulu. Monik lantas mengenalkan sepupunya Clara yang sedang kebingungan mencari wedding planner untuk pernikahannya beberapa bulan lagi. Meskipun awalnya sulit meyakinkan Clara yang perfeksionis, tapi akhirnya kerjasama pun terjalin dengan Cherish Wedding. Yang sangat mengejutkan kemudian adalah sosok calon suami Clara yang tak lain adalah mantan pacar terindah Lara semasa SMA, Yoza. Kandasnya hubungan Yoza dan Lara menyisakan kenangan amat pahit dan sebuah rahasia besar yang masih ditutup-tutupi oleh Lara, mamanya, maupun keluarga Yoza sendiri.

    Lara yang belum bisa melupakan masa lalu tergoda untuk mengambil kesempatan bersama lagi dengan Yoza. Apalagi Yoza pun terang-terangan mendekati dan terlihat belum bisa melupakannya. Nana yang mencium gelagat tak baik ini sudah berusaha mengingatkan. Dias juga jelas-jelas memiliki perasaan khusus dan mengharapkan Lara. Sampai suatu hari, sebuah kejadian mengubah segalanya, memosisikan Lara, Yoza, dan Clara pada pilihan sulit. Sementara di lain pihak, Dias akan pergi untuk waktu yang lama demi mengejar impiannya.

REVIEW:
    “Aku mencintaimu bukan karena kamu baik atau buruk. Aku mencintaimu karena kebahagiaan yang kurasakan saat bersamamu berbeda dengan kebahagiaan yang kurasakan saat bersama orang lain. Aku mencintaimu karena aku hanya mencintai kamu.” (hlm. 247)

    “... Tuhan mematahkan hatiku untuk menjadikan sesuatu yang lebih baik. Untuk menjadikanku orang yang lebih layak dicintai.” (hlm. 253)

    Pertama, saya ingin membahas mengenai penokohan. Novel ini menggunakan POV orang pertama, yaitu Lara. Pilihan yang menarik dan menantang jika dilihat dari sisi penulis yang notabene pria. Sekaligus tepat, karena sesuai judul dan fokus cerita, akan lebih terasa feel-nya jika dikisahkan dari sudut pandang Lara. Menurut saya, Dadan Erlangga juga berhasil menggambarkan emosi, cara berpikir, dan gaya berpenampilan dari sudut pandang seorang wanita cantik, cerdas, energik, berharga diri tinggi, dan terkesan dingin seperti Lara. Perkembangan karakter Lara pun tergambar secara apik dan logis. Di bab awal, saya kurang bersimpati dengan gaya hidup dan kisah cinta Lara dewasa lewat kebiasaan clubbing dan berkencan singkat dengan pria-pria tampan, tapi terkesan dia tetap merasa kesepian. Namun seiring cerita bergulir dan terkuak masa lalunya yang kelam, saya bisa memahami perubahan karakternya ketika dewasa. Saya juga suka dengan dedikasi dan profesionalitas Lara dalam pekerjaan. Lara pun jadi salah satu karakter perempuan kuat yang saya sukai.

    Sedangkan dari sisi tokoh pria, ada Dias dan Yoza. Jika ditilik dari segi fisik, tipikal pria-pria tampan yang sulit ditepis pesona mereka. Yoza yang semasa SMA merupakan siswa berprestasi, ketua OSIS, jago basket, dan anak band. Kini pun pesona kematangannya makin menonjol lewat seragam pilot. Men in uniforms usually look hot, don’t they? Apalagi dia adalah cinta tak terlupakan Lara. Tapi, Dias nggak kalah memesona. Dengan wajah yang sekilas mirip Liam Hemsworth, sikap yang hangat, bisa masak, dan kadang tebar gombalan-gombalan receh, Dias jelas sosok menyenangkan meski kadang bisa keras kepala juga. Perkenalannya dengan Lara lewat insiden tak menyenangkan yang lantas berubah keakraban berjalan mengalir, membuat kisah terasa manis. Saya pribadi memang lebih memilih Dias ketimbang Yoza, apalagi momen-momen favorit dalam novel ini kebanyakan yang melibatkan Dias di dalamnya. Contohnya saja adegan nonton film berdua di kantor sekaligus tempat tinggal Lara yang mendadak menjadi sesi curhat dan diskusi film Before Midnight. Dunia perfilman menjadi salah satu topik yang akhirnya diangkat dalam novel, sekaligus sebagai bagian dari karakter Dias. Juga surat perpisahan Dias untuk Lara yang menyentuh sekaligus manis. Cara penggalian karakter yang cerdas dari penulis.

    Selain ketiga tokoh di atas, saya juga suka sekali dengan Nana, sahabat dekat Lara sejak SMP. Keduanya sudah melewati banyak hal, termasuk momen-momen terburuk dalam kehidupan masing-masing sehingga logis jika mereka sangat memahami dan mendukung satu sama lain. Nana pun sosok rekan kerja yang asyik, terkait profesinya sebagai pemilik butik The Ariana’s sekaligus perancang gaun pengantin langganan Cherish Wedding. Ada juga sosok Clara, ‘rival’ masa kini Lara terkait Yoza. Clara yang cantik dan perfeksionis berprofesi sebagai pramugari. Dia adalah salah satu klien Cherish Wedding paling ‘sulit’ yang sebentar lagi menjadi istri Yoza. Penggambaran karakter Clara konsisten sejak awal hingga akhir dan alasan pemilihan namanya yang terkesan mirip Lara pun ternyata menyimpan kejutan di pertengahan cerita. Tak kalah berkesan bagi saya adalah sosok mama dari Lara, Tante Rahma, yang awalnya terkesan keras, tapi membuat saya menitikkan air mata di sebuah momen masa lalu. Sosok wanita dan ibu yang selalu melakukan yang terbaik untuk anaknya, meski harus dicap kejam dan egois. Dan terakhir, tokoh Zaky, yang memiliki orientasi seksual berbeda tapi sebuah keputusan lantas mengubah hidupnya. Sosok yang menarik meskipun tak menjadi sorotan utama. Hadir juga tokoh-tokoh lain yang mendukung plot dengan baik, seperti Monik, Om Topan, teman-teman semasa SMA hingga karyawan-karyawan Lara.

    Mengenai alur yang digunakan, pilihan tepat menggunakan alur campuran maju-mundur. Lara mengorek luka lewat kenangan masa lalu dan kisah cinta masa remajanya yang pilu, juga mengungkap sedikit kehidupan cinta Nana yang tak kalah rumit. Seting Bandung tempo dulu pun bisa tergambar baik lewat kenangan masa muda Lara-Yoza. Ditampilkan juga spot-spot favorit dan tren anak muda masa itu, seperti lagu-lagu yang sedang hit lewat pertunjukan band Yoza dan kawan-kawan. Sedangkan seting Bandung masa kini dihadirkan lewat deskripsi kerja tim Cherish Wedding, spot wedding venue yang menjadi pilihan klien, dan semacamnya. Detail penggambaran profesi Lara dengan usaha wedding planner-nya juga apik, menyisipkan filosofi kerja lewat interaksi dialog dengan klien, beberapa istilah khusus juga hadir. Saya sampai googling terkait perbedaan mendasar wedding planner dengan wedding organizer karena sempat disinggung beberapa kali dalam cerita. Sebagai pembaca yang awam tentang hal ini, saya puas dengan pemaparan penulis.

    Novel ini juga memiliki plot yang rapi. Dibuka dengan prolog yang puitis, menggambarkan rasa sepi dan trauma dari luka hati yang masih tertinggal, otomatis membuat saya penasaran dengan kisah kelam apa yang disembunyikan. Lantas saya diajak mengenal dan menyelami sosok Lara dan tokoh-tokoh lain. Kejutan demi kejutan dihadiahkan pada pembaca, mengungkap satu per satu rahasia seorang Lara hingga tiba di rahasia akhir yang tak terduga. Meskipun ada plot yang bisa saya tebak, tapi penulis menyuguhkan plot twist yang mencengangkan dan momen-momen di mana aura kelam itu sangat terasa. Saya dibikin syok dan bisa merasakan penderitaan dan penyesalan para tokoh. Terasa juga gejolak emosi Tante Rahma di rumah sakit di adegan jelang akhir. Ikutan gemas banget dengan sikap keluarga Yoza. Menyentil tabiat pejabat juga, nih, hehe... Adegan akhir pun favorit banget. Ending yang logis dan memuaskan.

    Secara keseluruhan, ini merupakan perkenalan saya dengan karya penulis yang berkesan. Saya sangat puas dengan eksekusi cerita yang disuguhkan; sebanding dengan ekspektasi pembaca jika menilik kover buku yang cantik, juga judul dan blurb yang menarik. Semua elemen disajikan dengan porsi yang pas. Chemistry antartokoh terasa. Nggak terlampau drama tapi tetap emosional dan ada sisi-sisi manisnya juga. Risetnya nggak main-main. Detail deskripsinya memuaskan. Terlihat sekali penulis piawai memilah mana yang harus ditonjolkan, mana yang tidak perlu (pujian juga untuk proses editing, nih). Bagi kamu pencinta novel romance-metropop, wajib deh baca karya yang satu ini. Bagi yang sedang patah hati, baca ini bisa bikin kamu nggak takut untuk jatuh cinta lagi :)



3 komentar:

  1. This blog was... how do I say it? Relevant!! Finally I've found something that helped me.

    Thank you!

    BalasHapus
  2. These are actually great ideas in regarding blogging.
    You have touched some good factors here. Any way keep up wrinting.

    BalasHapus
  3. When someone writes an article he/she retains the
    idea of a user in his/her brain that how a user can know it.
    Therefore that's why this article is great. Thanks!

    BalasHapus

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube