Senin, 14 Mei 2018

False Beat: Hubungan Persaudaraan yang Terputus oleh Ego

Posted by Menukil Aksara | 10:17:00 AM Categories:
Judul buku             : False Beat
Penulis                   : Vieasano
Editor                    : Kavi Aldrich
Desain sampul       : Orkha Creative
Penerbit                 : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit           : 2018, cetakan pertama
Tebal buku             : 296 hlm; 20 cm
ISBN                      : 978-602-03-8226-5

BLURB:
“Nggak usah lihat-lihat. Gawat kalau lo nanti suka sama gue.”

Gara-gara terlilit utang dengan om-nya, Aya harus rela menjadi manajer Keanu & the Squad. Sebenarnya pekerjaan itu tak seburuk yang dia bayangkan, kalau saja bukan Keanu yang harus dihadapinya. Vokalis sekaligus pentolan band itu mungkin punya banyak fans. Dan harus dicatat, Keanu tuh punya wajah ganteng, bibir seksi, penampilannya keren, dan suara yang bagus banget. Tapi, Keanu punya segudang kelakuan ajaib yang membuat Aya tak bisa berkutik, juga membuat jadwal roadshow band itu berantakan!

Aya pun mencari cara untuk mengendalikan Keanu agar roadshow berjalan lancar. Baru saja merasa menemukan jawaban, Aya malah terjerumus dalam masalah baru: mengetahui rahasia besar Keanu yang membuatnya terperangkap dalam drama tak berujung.

SINOPSIS:
    “Eh, lo tahu kan istilah ‘benci jadi cinta’? Atau teori ‘batas benci dan cinta hanya setipis kertas’? Nah, maksud gue, lo harus bersyukur paling nggak Keanu keren... Jadi kalau lo sama dia akhirnya saling tertarik, paling nggak lo nggak zonk-zonk banget deh!” (hlm. 67)

    Kanaya Talitha atau yang biasa disapa Aya belum lama menyudahi masa kerja magangnya di Jepang. Belum lagi dia mampu menemukan pekerjaan tetap di Bandung, om-nya ‘menjebak’ dengan mengatasnamakan pelunasan utang dan menjadikan Aya manajer band yang berada di bawah naungan manajemen artisnya. Keanu & the Squad, demikian nama band tersebut, yang sedang berada di puncak popularitas dan digadang-gadang akan makin sukses di masa mendatang oleh Om Putra. Aya yang tak memiliki pengalaman maupun latar belakang profesi sebagai manajer mengajukan keberatan. Selain itu, dia merasa tak akan cocok dengan Keanu sang vokalis sekaligus pentolan band tersebut, setelah menyaksikan kelakuan lelaki itu di layar kaca. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Aya tak hanya gagal membujuk Om Putra, bahkan ‘terjebak’ kontrak perjanjian untuk kali kedua.

    Nahas bagi Aya, ketika bertemu secara langsung dengan Keanu untuk pertama kalinya, dia justru langsung dicap mesum akibat kecerobohannya sendiri. Insiden memalukan itu juga sempat disaksikan oleh Randy, Jonas, Adrian, dan Regan, yang merupakan personel band. Meskipun sudah diklarifikasi dibantu oleh om-nya, Keanu tetap menunjukkan sikap tak bersahabat dan ketidaksetujuan atas posisi Aya sebagai road manager sekaligus personal manager-nya.

Maka neraka yang sesungguhnya pun dimulai. Band yang memiliki fanbase kuat tersebut dijadwalkan menjalani roadshow keliling Indonesia dalam rangka hari jadi band yang ketiga. Selama roadshow, seperti yang dibayangkan Aya sebelumnya, Keanu kerap berkelakuan ajaib alias tak disiplin dengan jadwal tur dan promo. Vokalis ini kerap menghilang tanpa pemberitahuan, pulang ke Bandung di tengah-tengah jadwal syuting promo, dan amat jarang berperjalanan bersama personel band-nya dalam sleeper bus. Jelas saja Aya dibuat pusing dan terkena dampaknya. Banyak pihak yang dikecewakan dan berimbas permohonan maaf yang harus dilontarkan Aya sebagai manajer. Menuruti saran Audy sahabatnya, Aya berinisiatif mengajak Keanu bicara empat mata baik-baik. Tapi lagi-lagi, pemilihan waktu yang tidak tepat dan nada bicara yang gampang tersulut emosi membuat rencana ini gagal dan menambah aura permusuhan antara keduanya.

Tak sanggup lagi, Aya pun mengeluhkan penderitaannya kepada Audy, Fauzan, dan Bobby, sahabat-sahabatnya semenjak SMA. Ketika sesi curhat masih berlangsung, mereka menyaksikan konferensi pers di televisi mengenai sebuah kasus hukum yang melibatkan seorang figur publik. Betapa terkejutnya Aya dan para sahabatnya ketika melihat sosok pengacara yang menangani kasus tersebut yang sangat mirip dengan Keanu. Usut punya usut, ternyata pengacara muda tersebut merupakan saudara kembar Keanu. Kevin Ekaputra Pradipta, demikian nama kakak kembar Keanu tersebut, sontak menarik perhatian dan menerbitkan ide sebagai jalan keluar persoalan Aya. Bermaksud meminta dukungan dan bantuan Kevin untuk ‘mendisiplinkan’ adiknya, Aya berangkat ke kantor Pradipta & Assosiates untuk menemui langsung Kevin. Di sana Aya juga bertemu dengan seorang wanita muda yang disapa Key. Wanita yang langsung mengundang kekaguman Aya berkat kecantikan dan keanggunannya. Dan betapa kecewa Aya ketika pada akhirnya menyadari kedatangannya ke sana sia-sia. Kevin tak hanya menolak mentah-mentah permohonan bantuan dari Aya tapi juga bersikap menyebalkan sehingga memicu amarah Aya.

Di lain pihak, dalam sebuah promo dan wawancara live radio, Keanu bersikap tak sopan ketika sang penyiar meminta komentarnya terkait Kevin. Agaknya rumor mengenai hubungan mereka yang tak harmonis benar adanya, demikian asumsi Aya. Karena itulah dia lantas tak mempersoalkan lebih jauh. Apalagi selama beberapa waktu ke depan, Keanu bersikap lebih disiplin daripada biasanya. Hingga suatu hari, ketika sedang menengok keadaan mamanya yang masuk rumah sakit, Aya tak sengaja melihat sesosok pria mirip Keanu. Merasa penasaran, dia pun menguntit hingga terkuaklah sebuah rahasia besar yang mengubah segalanya. Mau tak mau, Aya kemudian terlibat dalam drama pelik keluarga Keanu. Tak hanya itu, kasus yang sempat menjadi skandal Keanu di masa lalu yang melibatkan mantan manajernya belum benar-benar usai. Aya pun terjebak di tengah labirin kehidupan Keanu dan mulai melibatkan perasaannya. Ketika mantan bosnya menawarkan kesempatan langka di Jepang, Aya merasakan dilema. Haruskah dia memperpanjang kontrak perjanjian sebagai manajer band dengan Om Putra atau menerima tawaran menjanjikan di Jepang.

REVIEW:
    “Sebuah hubungan darah tidak seharusnya terputus oleh ego. Hubungan antara orangtua dan anak, hubungan antarsaudara, tidak seharusnya terputus oleh apa pun.” (hlm. 271)

    Tidak umum dijumpai novel metropop yang mengambil latar musik, apalagi kehidupan anak band. Dan saya cukup berekspektasi dengan latar musik ini. Ternyata nuansa musiknya dipersempit menjadi seting tur konser ke berbagai daerah di Indonesia, sehingga memang tak akan ditemui adegan proses rekaman lagu atau syuting video musik, seperti yang sempat saya sangkakan. Meski demikian, tetap ada selipan proses kreatif sang vokalis dalam menciptakan lagu dan proses aransemen awal bersama personel band di sela-sela perjalanan tur. Selain itu, deskripsi kemegahan konser, atraksi panggung, lengkap dengan ritual unik jelang tampil cukup memuaskan. Penulis sendiri sempat menyebutkan dua band rock Jepang: One Ok Rock dan My First Story sebagai sumber inspirasi, sehingga mudah bagi saya membayangkan gambaran adegan selama Keanu & the Squad beraksi di atas panggung. Di jelang akhir, saya bahkan sempat ‘merinding’ dan emosional membaca sebuah adegan yang menggambarkan salah satu ritual sebelum manggung Keanu, yang ternyata berhubungan erat dengan konflik utama cerita. Seting di beberapa kota juga cukup berkesan, walaupun kebanyakan hanya sekilas, mengikuti alur dan plot cerita.

    Penulis menggunakan POV orang ketiga tapi tetap mampu membuat saya merasa dekat dengan para tokoh—terutama tokoh utama. Penokohannya menarik, mengambil sosok dua saudara kembar beda profesi dan beda karakter, serta tokoh perempuan yang unik. Keanu yang menganggap musik sebagai hidupnya, luwes bergaul, easy going, dan cenderung mudah disukai sangat berkebalikan dengan Kevin. Selain itu, bagaimana Kevin diposisikan sebagai anak tertua—meskipun mereka kembar, kisah masa kecil dan remaja, dan gambaran konflik batin mereka, pada akhirnya memperkuat simpati saya pada keduanya ketika inti konflik terkuak. Bagi saya, penulis piawai membuat pembaca terlibat secara emosional dengan kedua tokoh ini. Di klimaksnya, saya turut merasakan penderitaan tokoh yang dilatarbelakangi kondisi psikologis yang pelik. Di lain sisi, kehadiran Aya sebagai sosok lucu (tapi tak pernah merasa melucu) dengan sikapnya yang ekspresif, gampang terpancing, agak lemot tapi punya sisi baik, membuat saya gemas sekaligus kangen dengan tingkah konyolnya. Humornya pas untuk saya, mengingatkan akan tokoh wanita dalam drama komedi romantis Korea. Sosok satu ini juga cocok menjadi ‘penengah’ konflik dan membantu tokoh pria menemukan solusi. Chemistry antara Aya dan sang tokoh pria terasa; walaupun tak dibumbui adegan dewasa yang biasa dihadirkan dalam novel metropop, kisah romansa mereka tetap manis dan mengharukan. Sedangkan Key atau Keyzia mendapat porsi yang lumayan besar, terkait kedekatannya dengan Keanu dan Kevin yang cukup pelik. Alih-alih menonjolkan peran orangtua, penulis lebih mengeksplorasi peran Key, yang mana menurut saya sudah cukup tepat. Meskipun saya sebenarnya tetap mengharapkan orangtua si kembar sedikit lebih ditampilkan agar emosi makin gereget. Selain itu, Om Putra juga ternyata menjadi tokoh kunci dalam teka-teki alasan di balik peran Aya sebagai manajer, menyuguhkan twist ending yang lengkap. Yang cukup saya sayangkan terkait penokohan adalah kehadiran personel band yang tak berkesan. Kecuali Randy dan Jonas (saya suka dengan Jonas), saya nyaris melupakan sosok Adrian dan Regan. Bisa jadi dikarenakan format band yang ‘tak biasa’ (bisa diketahui mendetail jika kamu membaca sendiri), sehingga poros tetap pada Keanu. Tapi tetap saja, walaupun mereka hanya tokoh pendukung, seharusnya penulis bisa menciptakan keunikan, gimmick, atau adegan khusus sehingga pembaca tetap ‘ingat’ akan sosok keduanya usai membaca.

Alur dominan maju, dengan sedikit sisipan kilas balik. Plotnya rapi dan sempat membuat saya ikut menebak ke mana arah cerita dan apa konflik utama kedua tokohnya: Keanu dan Kevin. Meskipun ada yang sesuai, namun tetap ada bagian mendasar yang meleset dari perkiraan saya sehingga sukses membuat saya tercengang. Salut dengan ide penulis yang berani! Pada akhirnya, bisa dibilang cukup sulit mengulas novel ini tanpa membocorkan twist yang hendak digulirkan, tapi secara keseluruhan saya puas dengan eksekusi twist dan ending.

Sebuah novel yang ternyata tak sekadar mengangkat nuansa musik dibumbui kisah benci jadi cinta. Pesan moralnya mendalam. Memaknai arti penting keluarga, juga mengajak pembaca untuk lebih mencintai diri sendiri. Yakinlah bahwa tiap orang itu unik dan menarik dengan cara masing-masing sehingga seharusnya kita lebih bersyukur atas hidup dan cinta dari orang-orang terdekat. Terlepas dari sejumlah typo yang masih terselip, saya tetap merekomendasikan novel ini. Baca, deh dan rasakan sensasi terhanyut dengan kisah Keanu dan Kevin. Kamu akan dibuat tertawa lantas menitikkan air mata tak lama kemudian, atau bahkan di waktu bersamaaan.

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube